BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang
penting dalam rangka berlangsungnya suatu pendidikan. Guru sebagai seorang
pendidik hendaknya memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelola kelas,dan
terakhir keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
Di dalam makalah ini kami akan
membahas keterampilan dasar mengajar menjelaskan. Tim Permik (2008:11)
menjelaskan :
Memberikan penjelasan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dari kegiatan guru. Interaksi di dalam kelas
cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru
dan siswa, maupun siswa dengan siswa, maka terjadilah yang disebut multi interaksi.
Dalam
kegiatan belajar-mengajar, Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak
dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru
tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar
mengerti dan memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru
karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap
pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan
yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang
mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas yang menjadi
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa
keterampilan menjelaskan?
2. Mengapa
keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru?
3. Apa
tujuan dan manfaat keterampilan menjelaskan?
4. Apa
komponen keterampilan menjelaskan?
5. Apa
prinsip- prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian
dan pemahaman tentang keterampilan menjelaskan.
2. Alasan
keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru.
3. Tujuan
dan manfaat keterampilan menjelaskan.
4. Komponen
keterampilan menjelaskan.
5. Prinsip-
prinsip kegunaan keterampilan menjelaskan.
D. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:
BAB I Pendahuluan dalam bab ini mengemukakan latar
belakang makalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan makalah dan sistematika penulisan;
BAB II Pembahasan Pada bab ini membahas serta
menganalisa Resume Bab 2 yang berjudul Keterampilan Menjelaskan.
BAB III Simpulan Pada bab ini berisi tentang
kesimpulan yang diperoleh atas hasil penelitian dari beberapa pendapat para
ahli beserta kesimpulan dari kajian realita tentang keterampilan menjelaskan;
serta Daftar Rujukan.
BAB II
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MENJELASKAN
A. Pengertian
Keterampilan Menejelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi lisan
yang diorganisir atau diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk
menunjukan hubungan sebab akibat, antara yang diketahui dengan yang belum
diketahui, antara hukum (dalil definisi) yang berlaku umum dengan bukti atau
contoh sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “menjelaskan” berawal dari kata
“jelas” yang artinya terang; nyata; gamblang; tegas; tidak ragu- ragu atau
bimbang, dan “menjelaskan” berarti menerangkan; menguraikan secara terang.
Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari
kegiatan guru. Interaksi didalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan
pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun siswa dengan
siswamaka terjadilah yang disebut multi interaksi.
Dapat
disimpulkan menurut kelompok kami yang dimaksud dengan keterampilan
dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan
akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasn merupakan
suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam
kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik
sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik.
B. Alasan
Keterampilan Menjelaskan Perlu Dikuasai Oleh Guru
Ada beberapa alasan kenapa keterampilan
menjelaskan perlu dikuasai oleh guru, antara lain :
1.
Hampir sebagian guru kegiatannya adalah menjelaskan
2.
Akibat kurang sumber yang tersedia, hal ini memerlukan penjelasan guru
3.
Tidak semua siswa mampu menggali pengetahuan dari buku/ sumber yang ada,
untuk menanggulangi hal itu guru membantu dengan cara menjelaskan.
C. Tujuan
dan Manfaat Keterampilan Menjelaskan
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari
keterampilan menjelaskan, yaitu :
1. Membimbing
peserta didik memahami konsep, hukum, prinsip atau prosedur
2. Membimbing
peserta didik menjawab pertanyaan secara bernalar
3. Melibatkan
peserta didik untuk berpikir
4. Mendapat
balikan mengenai pemahaman peserta didik
5. Membantu
peserta didik menghayati beberapa proses penalaran.
D. Komponen
Keterampilan Menjelaskan
Secara garis besar, komponen
keerampilan menjelaskan terbagi dua yaitu merencanakan dan menyajikan.
1. Merencanakan
Dalam merencanakan ini ada duua hal yang
harus diperhatikan, yaitu isi pesan yang akan disampaikan, dan penerima pesan
itu sendiri (siswa).
a)
Yang berhubungan dengan
isi pesan (materi) hal ini mencakup:
·
Menganalisis masalah
secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk mengidentifikasi unsure-unsur apa
yang akan dihubungkan dalam penjelaskan itu.
·
Menentukan jenis
hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan itu.
·
Menggunakan hukum,
rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
b)
Yang berhubungan dengan
penerima pesan (siswa)
Menerangkan suatu penjelasan harus
mempertimbangkan penerima pesan, yaitu kepada siapa penjelasan itu hendak
disajikan. Berhasil tidaknya penjelasan tersebut sangat tergantung kepada
kesiapan anak (siswa) yang mendengarnya. Kesiapan siswa memahami suatu
penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang
social, dan lingkungan belajar.
Ada
tiga pertanyaan yang harus membembing seseorang untuk merencanakan suatu
penjelasan, yaitu:
1.
Apakah penjelasan itu
cukup relevan dengan pertanyaan yang
diajukan siswa.
2.
Apakah penjelasan itu
memadai, yakni mudah diserap siswa melalui apa yang telah diketahuinya.
3.
Apakah penjelasan itu
cocok denga khazanah pengetahuan anak pada waktu itu.
2. Menyajikan
suatu penjelasan
Pelaksanaan atau penyajian dapat
ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan sub komponen dibawah ini:
a)
Kejelasan
Bahasa yang diucapkan harus jelas
kata-katanya, ungkapan maupun volume suara. Pembicaraan dilakukan dengan
lancer, dengan menghindari kata-kata yang tidak perlu. Kalimat disusun dengan
tata bahasa yang baik, dengan menghindari kalimat yang tidak lengkap.
Istilah-istilah teknis ataupun istilah baru harus didefinisikan dengan jelas,
dan hindarilah istilah-istilah dan ungkapan yang meragukan. Guru juga hendaknya
menggunakan waktu diam sejenak untuk melihat apakah yang dijelaskan telah
dimengerti oleh siswa atau belum.
b)
Penggunaan contoh dan
ilustrasi
Penggunaan contoh haruslah dengan contoh
yang jelas, nyata ada hubungannya dengan benda-benda yang dapat ditemui siswa
dalam kehidupan sehar-hari. Membuat variasi yang tepat dalam memberikan
contoh-contoh ataupun meminta contoh yang beragam dari murid akan membuat
penjelasan lebih menarik dan efisien. Pola pemberian contoh dengan mengaitkannya
dengan generalisasi diikuti dengan contoh-contoh pernyataan tadi, dan
disimpulkan dengan mengulang pernyataan pertama.
Terdapat dua pola yang mempunyai
efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan ilustrasi, yaitu:
1.
Pola induktif, yang
memberikan contoh-contoh terlebih dahulu dan akhirnya dari contoh-contoh
tersebut ditarik kesimpulan umum atau dalil (rumus)
2.
Pola deduktif, yang
menggunakan contoh-contoh digunakan untuk memperjelas atau memperinci lebih
dalam suatu hukum atau generalisasi yang telah diberikan lebih dulu.
Dalam
penggunaan pola ilustrasi dan contoh ini adalah penggunaan kata-kata penghubung
dan ungkapan-ungkapan khusus secara teknis kata-kata digunakan untuk
menghubungkan ide-ide dalam suatu pelajaran membentuk kelompok istilah.
c)
Pemberian tekanan
Dalam suatu penjelasan guru harus
memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan cara pemecahannya, serta
mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Untuk memudahkan belajar
pusatkan perhatian kepada hal-hal yang mendasar dari masalah yang dibicarakan,
kurangi pembicaraan yang kurang penting. Subketerampilan memberikan penekanan
ini dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu :
1.
Mengadakan variasi
dalam gaya mengajar guru. Kecepatan suara dapat divariasikan untuk memberikan
tekanan. Variasi lain dari gaya mengajar guru adalah mimic dan gerak badan yang
dapat pula digunakan dalam memberikan penekanan.
2.
Membuat struktur
sajian, yaitu memberikan informasi yang menunjukan arah atau tujuan utama
sajian, hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara :
a.
Dengan memberikan
ikhtisar dan pengulangan. Ikhtisar dapat ditempatkan pada permulaan, akhir,
atau pada selama pelajaran berlangsung.
b.
Dengan memparafrase
jawaban siswa. Artinya sebagai menerima dan menggunakan pendapat mereka untuk
memberikan penguatan.
c.
Memberikan tanda lisan.
Dapat berupa kata-kata seperti “pertama”, “kedua”, “terutama”, dan yang berupa
ungkapan seperti “yang terpenting adalah”, “kita nilai dengan, perhatikan
baik-baik konsep ini”, dan sebagainya.
d.
Balikan, dalam
menyajikan penjelasan, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa
menunjukan pemahaman ataupun keraguannya ketika penjelasan itu berlangsung.
Guru perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatan,
memberikan contoh tambahan atau penggunaannya, atau mengulangi kembali hal-hal
yang penting. Balikan dapat dihubungkan dengan minat dan sikap murid, murid
biasanya senang mendiskusikan minat mereka dan kegiatan mereka sehari-hari.
Oleh sebab itu, bertanya “apakah kalian mengerti tentang penjelasan tadi?”, juga
lebih penting ditanyakan “apakah penjelasan tadi mempunyai makna untuk kalian?”
E. Prinsip
– Prinsip Penggunaan Keterampilan Menjelaskan
Agar
keterampilan dasar menjelaskan dalam pembelajaran dapat berguna dengan baik,
ada beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan. Prinsip-prinsip penggunaan
keterampilan dasar mengajar tersebut adalah :
1.
Penjelasan dapat diberikan di awal,
di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada
keperluannya. Penjelasan tadi dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.
2.
Penjelasan harus relevan dengan
tujuan pembelajaran.
3.
Kita dapat memberikan penjelasan
apabila ada pertanyaan dari peserta didik ataupun yang telah kita rencanakan
sebelumnya.
4.
Materi penjelasan harus bermakna
bagi peserta didik.
5.
Penjelasan harus sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik peserta didik.\
F.
Gaya Belajar Visual, Auditori, dan
Kinestetik
Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar
seseorang yaitu : “modalitas visual,
auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga
modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada
salah satu di antara ketiganya”.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan
cepat. Bagi
siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata /
penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan
tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk
duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan
gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
a. Bicara agak cepat
b. Mementingkan penampilan dalam
berpakaian/presentasi
c. Tidak mudah terganggu oleh keributan
d. Mengingat yang dilihat, dari pada
yang didengar
e. Lebih suka membaca dari pada
dibacakan
f.
Pembaca cepat dan tekun
g. Seringkali mengetahui apa yang harus
dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
h. Lebih suka melakukan demonstrasi
dari pada pidato
i.
Lebih suka musik dari pada seni
j.
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak visual :
a. Gunakan materi visual seperti,
gambar-gambar, diagram dan peta.
b. Gunakan warna untuk menghilite
hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku-buku
berilustrasi.
d. Gunakan multi-media (contohnya:
komputer dan video).
e. Ajak anak untuk mencoba
mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara
mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara,
berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan
belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya), untuk itu maka guru
sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat
mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya),
kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang
mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi
ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
a.
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
b.
Penampilan rapi
c.
Mudah terganggu oleh keributan
d.
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat
e.
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
f.
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
g.
Biasanya ia pembicara yang fasih
h.
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
i.
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
j.
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
Visual
k.
Berbicara dalam irama yang terpola
l.
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan
warna suara
Strategi untuk mempermudah proses
belajar anak auditori :
a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi
dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
b. Dorong anak untuk membaca materi
pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan
anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara
verbal.
e. Biarkan anak merekam materi
pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
3. Kinestetik (belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih
lambat. Anak
yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
a.
Berbicara perlahan
b.
Penampilan rapi
c.
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
d.
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
e.
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f.
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
g.
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
h.
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca
i.
Menyukai permainan yang menyibukkan
j.
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang
pernah berada di tempat itu
k.
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses
belajar anak kinestetik:
a. Jangan paksakan anak untuk belajar
sampai berjam-jam.
b. Ajak anak untuk belajar sambil
mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda,
gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen
karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk
menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil
mendengarkan musik.
Gaya
belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang
sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya
belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang
mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
G.
Gaya visual
Pembelajar dengan gaya visual akan lebih
baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambat, video, graifs, dan teks
buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan keuntungan ketika informasi
disajikan melalui proyektor, papan tulis, dalam sebuah kertas, atau buku
Penyuka gaya visual biasanya selalu
memastikan catatan yang mereka buat dengan detil, dan selalu menyediakan waktu
ekstra hanya untuk mereview kembali informasi yang didapatnya dengan membaca
buku. Seringkali, pembelajar gaya visual juga membuat sebuah gambar dan diagram
ketika mencoba untuk memahami suatu subjek. Gaya auditori Pembelajar
dengan gaya auditori akan merasa lebih efektif menyerap informasi hanya dengan
mendengarkan materi yang dipresentasikan dosen atau pembicara, melalui rekaman
suara, dan bentuk lain dari komunikasi verbal.
Ketika seorang dengan gaya visual lebih
nyaman dengan membaca buku atau menyaksikan melalui video, maka pembajar
auditori merasa lebih baik dengan menghadiri sebuah kelas perkuliahan untuk
mendengarkan langsung dari sang dosen. Gaya taktil
Pembelajar dengan tipe taktil akan menyimpan informasi dengan baik jika turut
terlibat dan berpartisipasi, sehingga ia bisa bergerak dan melakukan sentuhan
langsung. Pembelajar tipe ini juga dikenal dengan pembelajar tipe kinestetik. Contoh
dari gaya ini, biasanya bagi para siswa yang belajar bidang otomotif. Mereka
akan mampu memelajari lebih baik dengan langsung mengutak-atik mobil daripada
duduk di kelas mendengarkan dosen atau membaca buku. Lainnya, akan sangat
antusias ketika ditugaskan untuk melakukan percobaan di laboratorium.
Gaya
logis Seseorang yang unggul dalam matematika
dan memiliki keterampilan yang kuat penalaran logis biasanya masuk kategori
pembelajar logis. Mereka melihat pola cepat dan memiliki kemampuan yang tajam
untuk menghubungkan informasi yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang lain. Pembelajar
gaya logis akan menyimpan informasi dengan lebih baik melalui gambaran koneksi
yang dibuatnya setelah mengorganisir segala informasi yang didapat.
Gaya
sosial Pembelajar gaya sosial biasanya
unggul dalam menulis dan kemampuan komunikasi verbalnya. Orang-orang dengan
tipikal ini akan gampang berbicara dengan orang lain dan sering memahami
perspektif mereka. Oleh karena itu, tak jarang orang akan meminta nasehat dari
para pembelajar gaya sosial ini. Mereka juga dikenal bisa bekerja baik dalam
kelompok dan menyukai berkonsultasi dengan guru secara individual.
Gaya
soliter Pembelajar gaya soliter biasanya
lebih suka bekerja sendiri dalam bentuk yang lebih privasi. Mereka tidak
tergantung kepada orang lain atau mengharapkan bantuan orang lain dalam
memecahkan masalah studinya. Orang dengan tipe ini akan menganalisa apa yang
mereka pelajari dengan preferensi dan metode sendiri. Dengan kesenangannya
bekerja sendiri, sangat memungkinkan mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak
untuk memecahkan permasalahan.
BAB III
SIMPULAN
A.
Simpulan
Menjelaskan
: Penyajian informasi lisan yang diorganisir atau diorganisasikan secara
sistematik yang bertujuan untuk menunjukan hubungan sebab akibat, antara yang
diketahui dengan yang belum diketahui, antara hukum (dalil definisi) yang
berlaku umum dengan bukti atau contoh sehari-hari.
Alasan kenapa keterampilan menjelaskan perlu
dikuasai oleh guru, adalah hampir sebagian guru kegiatannya adalah menjelaskan,
akibat kurang sumber yang tersedia, hal ini memerlukan penjelasan guru, tidak
semua siswa mampu menggali pengetahuan dari buku/ sumber yang ada, untuk
menanggulangi hal itu guru membantu dengan cara menjelaskan.
Beberapa tujuan dan manfaat dari
keterampilan menjelaskan adalah membimbing peserta didik memahami konsep,
hukum, prinsip atau prosedur, membimbing peserta didik menjawab pertanyaan
secara bernalar, dan melibatkan peserta didik untuk berpikir.
Secara garis besar, komponen
keerampilan menjelaskan terbagi dua yaitu merencanakan dan menyajikan.
Prinsip-prinsip penggunaan
keterampilan dasar mengajar diantaranya adalah penjelasan dapat diberikan di
awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada
keperluannya. Penjelasan tadi dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran
dan penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.